Selasa, 03 Januari 2012

AMSAL AL- QUR'AN


Latar Belakang
Salah satu keunikan Al-Qur’an ialah segi metode pengajaran dan penyampaian pesan-pesannya ke dalam jiwa manusia. Metode Al-Qur’an menyampaikan pesan-pesan tersebut adalah metode yang paling singkat, mudah dan jelas. Dan salah satu metode pengajaran Al-Qur’an yakni penyampaian melalui ungkapan matsal (perumpamaan; jamak amsal)

Al-Qur’an mengajak kepada umat manusia untuk mempertahankan dan mendengarkan amsal-amsal, sebab dengan amsal akan ditemukan suatu kebenaran yang hakiki mengenai kekuasasan Allah swt. Di samping itu, amsal juga berguna sebagai sarana  untuk menginterpretasikan permasalahan atau peristiwa yang belum dipahami oleh umat manusia.

Manusia dapat menelaah dan mengamalkan ajarannya sebagaimana pesan Al-Qur’an. Menurut Sayyid Qutub, terutama terletak pada kesempatan bahasa yang digunakannya. Bahasa Al-Qur’an menjanjikan  kenyataan yang realistis, peristiwa masa lalu yang tekstual, kisah-kisah yang dituturkan turun temurun, perumpamaan-perumpaman yang tepat dan kena sasaran, pemandangan mengenai hari kiamat, gambaran yang kontras antara kenikmatan dan siksaan, keteladanan dan kesetiakawanan antara sesama manusia, semuanya terpadu menyatakan antara alam pikiran dengan kenyataan serta menyentuh dalam hati nurani.

Mengenai pesona bahasa ini sering dikaitkan dengan kemu’jizatan Al-Qur’an. Letak kemu’jizatannya itu salah satu diantaranya ialah pada “amsalnya”. Terdapat sejumlah amsal dalam Al-Qur’an, dibentangkan supaya manusia senantiasa berpikir dan berzikir.

Ayat-ayat amsal merupakan pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari terutama kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan keimanan, di dalam ayat-ayat amsal dapat ditemukan berbagai karakter umat manusia yang dianalogikan seperti bintang.

Dengan demikian kami memfokuskan pembahasan mengenai amsal Al-Qur’an dengan permasalahan sebagai berikut :
  1. Apa pengertian amsal Al-Qur’an
  2. Bagaimana macam-macam amsal Al-Qur’an
  3. Apa faedah amsal Al-Qur’an


B. Pengertian Amtsal

Amtsal adalah kata dalam bentuk jamak (plural), mufrad (singular) nya adalah matsal (matsalun) atau mitsl (mitslun).:
Matsil – matsl – mitsl persis seperti syabiih – syabh – syibh
Syabh dan matsl : berarti “seperti, serupa, laksana, bagaikan”
Syibh dan mitsl : berarti “perumpamaan, ibarat”
Matsiil dan syabiih : berarti “menyerupai, mirip, contoh (lebih dulu)”
Agar lebih mapan, perlu dipertanyakan lebih dahulu apakah pengertian amtsal itu. Untuk kepentingan itu ada dua buah pengertian :

1. Pengertian menurut bahasa (Etimologi):
Secara etimologis, kata amtsal merupakan bentuk jamak dari matsal yang berarti serupa atau sama. Dilihat dari pola (wajan) nya kata matsal, Mitsl, dan matsil satu pola dengan kata syabah, syibh, dan syabih. Pengertian matsal secara etimologis ini ada tiga macam. Pertama bisa berarti perumpamaan, gambaran atau penserupaan. Kedua bisa berarti kisah atau cerita jika keduanya bersifat menakjubkan. Ketiga bisa berarti sifat keadaan atau tingkah laku yang menakjubkan. Misalnya dalam firman Allah dalam (QS Muhammad [47] :

Artinya :”Perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada beubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak beubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya? (QS Muhammad : 15)

2. Pengertian menurut istilah (Terminologi).

Secara Terminologis (Istilah) matsal didefinisikan oleh para ahli sastera adalah ucapan yang banyak disebutkan yang telah biasa dikatakan orang dengan maksud untuk menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan keadaan sesuatu yang akan dituju. Misalnya terdapat di dalam (QS. Al Hasyr [59] : 21)
Artinya :”Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS.Al Hasyr [59] : 21)

Pembuatan perumpamaan berarti menyentuhkan dan menjelaskan mastal (perumpamaan).dalam pembicaraan untuk membicarakan suatu hal, si pembicara menyebutkan sesuatu yang sesuai (relewan) dan menyerupai persoalan tersebut sambil menyingkapkan kebaikan atau keburukannya yang tersembunyi. Penggunaan hal ini dimaksudkan untuk mempengaruhi dan menyentuhkan kesan, seakan si pembuat perumpamaan mengetuk telinga si pendengar dengannya, sehingga pengaruhnya menembus kalbu hingga lubuk hati.

Selanjutnya beberapa tokoh mengatakan :

a. Abu Abdullah Al Bakr Ibadzi telah membagi amtsal menjadi empat bentuk diantaranya :
Menguraikan apa yang tadinya tidak inderawi menjadi dapat disentuh oleh pancaindera.
Melepaskan apa yang tadinya tidak termakan oleh akal menjadi dapat diterima oleh akal
Melepaskan apa yang tadinya tidak dapat dilakukan orang menjadi sesuatu yang biasa. Menguraikan apa yang tadinya bersifat tidak kuat menjadi sesuatu yang mempunyai kekuatan.
Sayangnya Abu Abdillah tidak memberikan contoh sama sekali sehingga kurang dapat dicerna

b. Al-Imam Mahmud bin Ali At-Tirmidzi mengemukakan pembuatan amtsal sebenarnya ditujukan kepada mereka yang hatinya merasa tertutup. Kemudian Allah membuat amtsal untuk mereka, selaras dengan keinginan mereka sehingga mereka dapat memperoleh kembali apa yang mereka rasakan yang telah hilang itu.

Amtsal adalah bentuk hikmah yang lenyap dari pandangan dan penglihatan, munculnya kembali dengan membawa petunjuk dan dapat terlihat lagi, kejadian itu mengandung maksud agar setiap hamba dapat memikirkan Tuahnnya. Dengan demikian dibuatkanlah amtsal yang sesuai dengan keinginan agar dapat diperoleh kembali apa yang dirasa telah hilang itu.
Artinya : “Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS Al Hasyr [59] : 21)

c. Dr. Zaghlul Salim mengatakan dengan singkat tentang amtsal yang langsung dihubungkan dengan Al Quran, yakni bahwa amtsal adalah ibrah yang disusun dengan batas batas ma’na lughawi, tetapi yang dituju adalah ma’na balagha.
Melihat definisi-definisi seperti tertera di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa amtsal adalah menampilkan arti yang tidak tampak dengan penampilan bentuk inderawi, diri kita dengan rasa indah dan mempeson, baik dengan mengandung tasybih ataupun mursal seperti :

Artinya :”Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? (QS Al Hujurat / [49] : 12).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar