Pendahuluan
Manusah sarvabhutesu varitate vai cubhacubhe,
Acubhesu samavistam cubheveva vakarayet.
Agama hindu adalah agama yang sudah tua benar usianya. Kapan diturunkan ke dunia tidak di ketahui dengan pasti, hal ini dapat diketahui dengan adanya beberapa pendapat dari para sarjana baik sarjana Hindu maupun sarjana Barat, seperti sebagian berikut:
1. Lokamaya Tilaksastri, mengatakan Weda, diturunkan sekitar 6000 tahun SM.
2. Bal Gangdhar, Weda diturunkan sekitar 4000 tahun SM.
3. Dr. Max Muller, Weda diturunkan sekitar tahun 1200-800 tahun SM.
4. Heine Gelderen, Weda diturunkan sekitar tahun 1150-1000 SM..
Ajaran Weda yaitu kitab suci agama Hindu yang tediri dari 4 (empat) Weda, yaitu: Reg Weda, sama Weda, Yajur Weda,Atharwa Weda.
Konsep Kerukunan Agama Hindu
a. Konsep kerukunan hidup dari agama Hindu mengalir dari keyakinan dasar yang diajarkan dalam agama Hindu yang dikenal dengan Panca Srahda:
1. Percaya kepada Brahman/Tuhan Yang Maha Esa.
2. Percaya kepada adanya Atman.
3. Percaya kepada adanya hukum karmapala.
4. Percaya kepada punarbhawa/reinkarnasi.
5. Percaya akan adanya moskah.
Dalam Reg Weda X.191.2.3.4. memberikan pedoman tentang kerukunan sebagai berikut:
b. Tat Twam Asi
Sebagai landasan pijakan guna mewujudkan kerukunan antar umat beragama ada juga ajaran hindu yang disebut tat twam asi.
c. Tri Hitakarana
Ajaran ini merupakan penggambaran lebih detail tentang usaha umat hindu untuk mencapai tujuan hidup beragama yaitu “moksartan jagadhita ya caiti dharma”.
d. Catur Guru
Umat Hindu menghormati yang disebut catur guru, yaitu guru swadhaya (Hyang Widhi), Guru pengajian (guru di sekolahan), guru rupaka (orang tua), dan Guru Wisesa yaitu pemerintah.
e. Yamabrata
1. Anrsansa artinya tidak mementingkan diri sendiri
2. Ksama artinya mengampuni kesalahan orang lain
3. Satya, jujur, tidak suka sombong
4. Ahimsa tidak menyakiti orang lain
5. Dhama, sabar
6. Arjawa, tulus ikhlas
7. Pritih, welas asih
8. Prasada, selalu berfikir bersih
9. Madhurya, bermuka manis
10. Mardhawa, lembut hati
f. Tri Kaya Parisudha
1. Kayika Parisudha
2. Wacika Parisudha
3. Wanacika Parisudha
g. Hukum Karma
1. Hukum karma yang merupakan salah satu dari panca sradha sangat diyakini dan dihormati oleh umat hindu
2. Dalam pengertian terbatas hukum ini menyerupai hukum sebab – akibat
3. Karena demikian dominannya hukum karma bagi umat hindu, maka segala tindak tanduknya dan perilakunya harus dijaga.
KESIMPULAN
Kerukunan adalah suatu kondisi yang sangat diharapkan dalam mencapai suatu tatanan masyarakat yang aman, tentram, damai sejahtera lahir maupun batin. Dengan kerukunan akan menciptakan kebahagiaan sebagaimana diharapkan atu dicita – citakan umat hindu yang disebut “moksarham jagdahita ya caiti dharma” artinya kebahagian di dunia dan diakhir hayat.
APAKAH BUDDHISME
MENGENAL PLURALISME
(Perspektif Agama Budha)
Oleh:Tosin
Ajaran dapat dianalogika dengan berbagai cara salah satunya seperti analogi seorang dokter yang akan mengobati pasiennya . Sang Budha adalah seorang dokter dan para umat adlah seperti pasien yang mencari penyembuhan bagi kendala-kendala di hadapi dalam kehidupan dan Dhamma adalah resep yang diberikan kepada si pasien.
Esensi ajaran budha tidak bermaksud menjadikan semua bangsa di seluruh dunia menjadi pengikut. Namun beliau menganjurkan untuk menyebarkannya untuk kebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk. Budha hanya memberikan jalan, hanya memberi obat,meneduh peneduh,penyejuk.
Pluralisme dalam Budhisme adalah suatu hal yang wajar karena pada dasarnya kehidupan kita dipengaruhi oleh kondisi alam,cauca,dan berbagai faktor yang lain. Dengan saling melengkapi satu sama lain akan menghasilkan kehidupan yang selaras dan damai.
PlURALISME BENTUK
KEINDAHAN BANGSA INDONESIA
(Perspektif Agama Kristen Katolik)
1. Pemahaman Secara Umum Tentang Kerukunan Menurut Agama Kristen Katolik
Sesuai dengan kodrat dan prinsip dasar pada setiap manusia dalam kehidupannya adalah merindukan suatu keadaan yang membuat dirinya aman,tentram serta kedamaian dimana di dalamnya tercipta suatu pergaulan yang positif untuk menuju kerukunan hidup bersama sesama di sekitarnya.
2. Keberadaan Agama Kristen Katholik di Indonesia
1. Dalam tulisan ini agama Katholik mememparkan sistem Hierarkis Gereja Kristen Katholik di indonesia; sebagai berikut:
1. Agama Katholik di indonesia mengakui pimpinan agama Kristen Katholik tertingi adalah PAUS
2. Di Indonesia Kedudukan tertinggi adalah KWI
3. KWI membawahi beberapa daerah,masing-masing daerah dipimpin oleh USKUP
4. USKUP/KeUSKUPAN membawahi beberapa regio.
5. Regio membawahi Dekenat
6. Regio membawahi Paroki.
2. Visi dan Misi
Visi :
Menciptakan suatu prsaudaraan sejati diantara umat beragama.
Misi :
Menggalang persaudaraan sejati dan menjadi rekan kerja dari semua orang Yang berkehendak baik untuk bersama-sama menegakkan komunitas basis insani yang dijiwahi oleh perdamaian,keadilan cinta kasih yang merupakan tanda kehadiran Allah.
3. Pandangan Agama Kristen Katholik terhadap Agama lain
Pasal : 4
Pandangan agama Kristen Katholik terhadap gereja-gereja Non Kristen Katholik
1. Menjalin hubungan persaudaraan dan mengadakan dialog dengan tokoh-tokoh meraka
2. Memprakarsai kerja sama, khususnya di bidang kemanusiaan
3. Menganjurkan umat kristen katholik untuk membina persaudaraan sejati dengan kaum kristiani yang lain.
Pasal : 5
Terhadap Umat Islam
1. Sejauh mungkin mencari kemungkinan kerjasama dengan mereka
2. Mencari titik temu dalam menghadapi masalah-masalah kemanusiaan
3. Menganjurkan umat Kristen Katholik untuk membina hubungan baik dan persaudaraan dengan kaum muslim
Pasal : 6
Terhadap Hindu,Budha dan agama lain
1. Menyediakan informasi yang benar mengenai Gereja Kristen Katholik
2. Menjalin hubungan pesaudaraan sejati dan dialog dengan mereka
3. Menganjurkan umat Kristen Katholik untuk membina persaudaraan dengan mereka.
BERGANDENGAN TANGAN SEHATI SEJIWA MERAJUT PERSAUDARAAN SEJATI
(Perspektif Agama Kristen Katholik)
Membumikan Wawasan Multikultural di Indonesia
Pluralitas di indonesia adalah berkah tak ternilai harganya dari tuhan yang maha kuasa.Fungsi agama adalah mengembangkan sikap kebaikan, belas kasih, solidaritas,persaudaraan universal tanpa membedakan asal usul suku dan budaya,ras maupun gender.
Membumikan dan ancaman konflik sosial
Agama diturunkan ke bumi ini untuk menciptakan kedamain dan ketentraman. Tidak pernah ada cita – cita agama manapun yang ingin membuat onar, membuat ketakuta, suasana mencekam, pembunuhan, sadisme dan perusakan.
Namun sayangnya, dari masa lalu hingga kini suatu agama kerab memandang dirnya sebagai satu kebenaran tunggal dalam memotret agama lain demikian pula, dengan agama yang lain. Antara agama jarang menemukan titik temu atas realitas perbedaaan yang sudah semestinya niscaya ini.
Merajut Toleransi, dialog dan persaudaraan sejati
1. Toleransi
2. Dialog
3. Persaudaraan sejati
MERAJUT AGAMA
SEBAGAI TANDA BANGSA
(Persepektif agama kristen protestan)
Oleh : Pdt. Simon Filangtropa, M.Th
Sungguh, alangkah indahnya dan baiknya,
Apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !
seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut
seperti embun gunung hermon yang turun ke atas gunung-gunung sion.
Sebab disanalah tuhan memerintahkan berkat kehidupan selama lamanya . (maz mur 133)
Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa allah tidak membedakan orang . (kisah para rasul 10:34)
Secara teologis kerukunan antara umat beragama bisa terwujud bila masing-masing agama memberikan basis teologis bagi tumbuhnya kerukunan dan melakukan reinterpretasi teologis terhadap ayat-ayat ajaran yang bisa menimbulkan konflik dan perpecahan.
Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat ; antara lain :
1. Fungsi edukatif : menyuruh atau mengajak dan melarang kepada penganutnya agar menjadi baik dan benar
2. Fungsi penyelamat : keselamatan yang dibrikan oleh agama yang meliputi dunia dan akhirat
3. Fungsi pendamaian : melalui tuntunan agama seseorang atau sekelompok untuk mencapai kedamaian batin
4. Fungsi kontrososial : ajaran agama pembentuk penganutnya peka terhadap masalah-masalah sosial
5. Funsi pemupuk rasa solidaritas : fungsi ini dibangun secara serius dan tulus
6. Fungsi pembaruan :ajaran agama yang mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru .
7. Fungsi kreatif : fungsi ini menopang dan mendorong fingsi pembaruan
8. Fungsi sublimatif : ajaran agama yang mengkuduskan segala usaha manusia .
TOLERANSI UMAT BERAGAMA
(perspektif Agama Konghucu)
Oleh: Ks Yudhi Dharma Santoso
Salam Dalam Kasih Kebijakan TIAN (Tuhan Yang Maha Besar)
Bila umat beragama dapat saling menghormati,menghargai keyakinan agama dari umat lainnya,maka per-tikaian antar umat beragama tidak akan terjadi. Masalah yang tidak kunjung selesai sampai pada hari ini adalah rasa superior dari salah satu pemeluk agama.
Kewajiban umat Konghucu adalah menciptakan suasana yang lebih kondusif agar umat Islam dan Kristiani dapat menjalankan ibadahnya dengan baik.Didalam filsafah tiongkok kuno ada sebuah ilustrasi untuk menjaga agar kita jangan dituduh berbuat salah. Dikatakan; bila melewati perkebunan semangka yang sedang berbuah jangan sekali-kali membungkukkan badan dengan alasan membetulkan tali sepatu. Kita bisa dituduh mencuri semangka.
Demikianlah nilai keberagamaan seseorang bukan diukur dari pilihan agamanya, melainkan dari pribadi para pemeluknya. Namun demikian yang bereda bukan berarti tidak bisa bersatu. Mari kita saling mengedepankan persamaan taman yang indah justru taman yang dipenuhi bunga warna-warni.
PLURALISTIK
MENUJU ROHMATAN LIL’ALAMIN
(Perspektif Agama Islam)
Oleh: Yasir arafat
Dasar Pluralistik
Pluralisme adalah kemajemukan yang memiliki penerapan yang berbeda dalam filsafat agama, moral, hokum, dan politik yang batas kolektifnya ialah pengakuan atas kemajemukan di depan ketunggalan.
Setiap insan memiliki kehormatan sebagai manusia yang sama, tanpa membedakan etnis, suku dan golongan. Namun yang membedakan di hadapan allah adalah ketaqwaannya.
Pluralistik dan Konsekuensinya
Sikap pluralistik dewasa ini semakin diperhatikan dan diterima banyak pemikiran dan tokoh agama, meskipun dalam pengertian yang berbeda- beda. Realitas kemajemukan dan pemajemukan, di samping merupakan irama yang indah namun disisi lain merupakan tantangan bagi umat keagamaan.
Keindahan Nilai Kehidupan Pluralistik
Seorang pluralis menggunakan kebijakan (hikmah), keteladanan (uswatun khasanah), dan dialog (jadal bil ahsan) bukan pemaksaan, indoktrinasi, debat kursi atau hasutan.
Seorang pluralis agama memahami tiga prinsip Pertama : prinsip kebebasan beragama, Kedua : Prinsip toleransi (tasamuh). Ketiga : Prinsip aksiologis.
PANCASILA
MENJAWAB KEMAJEMUKAN INDONESIA
Oleh : Abdul Qohar dan Moh. Syukron Aby
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah yang pantas untuk mendirikan Negara. Argumentasi utama yang diajukan untuk mendukung islam didasarkan pada kedaulatan hokum ilahi.
Semua pembicaraan pada pokoknya mempunyai pendapat yang sama agar Dasar Negara seharusya:
1. Sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia ;/o:p>
2. Dijiwai oleh semangat revolusi 17 agustus 1945
3. Musyawarah hendaknya menjadi dasar dalam segala perundingan dan penyelesain mengenai persoalan Negara.
4. Terjamin adanya kebebasan beragama dan beribadat berisikan jaminan sendi –sendi perikemanusiaan, kebangsaan yang luas dan keadilan social.
PLURALISME DAN FENOMENA SOSIAL
Oleh : Achmad Mubarok
Pluralisme adalah sebuah tempat dimana ada warna – warni dalam sebuah bangsa, plural itu tidak satu, tidak seragam, tetapi keaneragaman dalam budaya, agama, kepercayaan. Sejak awal manusia itu diciptakan dalam keberkedaan, justru yang berbeda itu yang membuat antar manusia bias berkomunikasi, jika tidak berbeda, tidak ada komunikasi.
Pluralisme berarti mengakui adanya perbedaan, ada toleransi, ada penghargaan terhadap kelompok lain, sehingga dimungkingkan untuk hidup bersama tanpa adanya konflik tapi juga tanpa adanya suatu paksaan dari pihak ke pihak lain.
Pluralisme juga bukan hanya dijadikan slogan dan simbul tanpa pernah menyentuh subtansi pluralisme itu sendiri. Misalnya bhineka tunggal ika, toleransi antar umat beragama, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh dan lain sebagainya. Semua hanya masih dalam tataran slogan biasa.
ISLAM DAN PLURALITAS KEHIDUPAN MEMBANGUN HARMONI KEHIDUPAN MELALUI INTEGRASI SOSIAL
Oleh : Drs. Ubaidillah Nafi, M.Ag
Dari berbagai latar belakang terjadi konflik social ditanah air, lebih berhubungan dengan ketidakpuasan terhadap perlakuan politik, ekonomi, budaya, dan agama. Karena itu, pendekatan pluralisme diharapkan dapat mereduksi berbagai konflik social dan potensinya yang akan mengancam disintegrasi social dan disintegrasi bangsa.
Pluralitas terwujud dengan hadirnya beragam aliran internal keagamaan dalam islam, firman Allah SWT dalam Al-qur’an (22:34) mengungkapkan :
“untuk tiap – tiap umat kami adakan cara peribadatan, supaya kamu m,enyebut nama Allah, atas binatang ternak yang telah diberikan tuhan kepada mereka. Tuhan kamu ialah tuhan yang maha esa, sebab itu hendaklah kamu menyerahkan diri kepadanya, dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang taat.”