Minggu, 08 Januari 2012

MEMPERKOKOH BINGKAI KERUKUNAN HIDUP UMAT BERAGAMA


Pendahuluan
Manusah sarvabhutesu varitate vai cubhacubhe,
Acubhesu samavistam cubheveva vakarayet.
            Agama hindu adalah agama yang sudah tua benar usianya. Kapan diturunkan ke dunia tidak di ketahui dengan pasti, hal ini dapat diketahui dengan adanya beberapa pendapat dari para sarjana baik sarjana Hindu maupun sarjana Barat, seperti sebagian berikut:
1.      Lokamaya Tilaksastri, mengatakan Weda, diturunkan sekitar 6000 tahun SM.
2.      Bal Gangdhar, Weda diturunkan sekitar 4000 tahun SM.
3.      Dr. Max Muller, Weda diturunkan sekitar tahun 1200-800 tahun SM.
4.      Heine Gelderen, Weda diturunkan sekitar tahun 1150-1000 SM..
Ajaran Weda yaitu kitab suci agama Hindu yang tediri dari 4 (empat) Weda, yaitu: Reg Weda, sama Weda, Yajur Weda,Atharwa Weda.
Konsep Kerukunan Agama Hindu
a.        Konsep kerukunan hidup dari agama Hindu mengalir dari keyakinan dasar yang diajarkan dalam agama Hindu yang dikenal dengan Panca Srahda:
1.     Percaya kepada Brahman/Tuhan Yang Maha Esa.
2.     Percaya kepada adanya Atman.
3.     Percaya kepada adanya hukum karmapala.
4.     Percaya kepada punarbhawa/reinkarnasi.
5.     Percaya akan adanya moskah.
Dalam Reg Weda X.191.2.3.4. memberikan pedoman tentang kerukunan sebagai berikut:
b.      Tat Twam Asi
Sebagai landasan pijakan guna mewujudkan kerukunan antar umat beragama ada juga ajaran hindu yang disebut tat twam asi.
c.      Tri Hitakarana
Ajaran ini merupakan penggambaran lebih detail tentang usaha umat hindu untuk mencapai tujuan hidup beragama yaitu “moksartan jagadhita ya caiti dharma”.
d.      Catur Guru
Umat Hindu menghormati yang disebut catur guru, yaitu guru swadhaya (Hyang Widhi), Guru pengajian (guru di sekolahan), guru rupaka (orang tua), dan Guru Wisesa yaitu pemerintah.
e.      Yamabrata
1.       Anrsansa artinya tidak mementingkan diri sendiri
2.       Ksama artinya mengampuni kesalahan orang lain
3.       Satya, jujur, tidak suka sombong
4.       Ahimsa tidak menyakiti orang lain
5.       Dhama, sabar
6.       Arjawa, tulus ikhlas
7.       Pritih, welas asih
8.       Prasada, selalu berfikir bersih
9.       Madhurya, bermuka manis
10.   Mardhawa, lembut hati
f.        Tri Kaya Parisudha
1.      Kayika Parisudha
2.      Wacika Parisudha
3.      Wanacika Parisudha
g.      Hukum Karma
1.     Hukum karma yang merupakan salah satu dari panca sradha sangat diyakini dan dihormati oleh umat hindu
2.     Dalam pengertian terbatas hukum ini menyerupai hukum sebab – akibat
3.     Karena demikian dominannya hukum karma bagi umat hindu, maka segala tindak tanduknya dan perilakunya harus dijaga.

KESIMPULAN
Kerukunan adalah suatu kondisi yang sangat diharapkan dalam mencapai suatu tatanan masyarakat yang aman, tentram, damai sejahtera lahir maupun batin. Dengan kerukunan akan menciptakan kebahagiaan sebagaimana diharapkan atu dicita – citakan umat hindu yang disebut “moksarham jagdahita ya caiti dharma”  artinya kebahagian di dunia dan diakhir hayat.
APAKAH BUDDHISME
MENGENAL PLURALISME
(Perspektif Agama Budha)
Oleh:Tosin

            Ajaran dapat dianalogika dengan berbagai cara salah satunya seperti analogi seorang dokter yang akan mengobati pasiennya . Sang Budha adalah seorang dokter dan para umat adlah seperti pasien yang mencari penyembuhan bagi kendala-kendala di hadapi dalam kehidupan dan Dhamma adalah resep yang diberikan kepada si pasien.
Esensi ajaran budha tidak bermaksud menjadikan semua bangsa di seluruh dunia menjadi pengikut. Namun beliau menganjurkan untuk menyebarkannya untuk kebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk. Budha hanya memberikan jalan, hanya memberi obat,meneduh peneduh,penyejuk.
Pluralisme dalam Budhisme adalah suatu hal yang wajar karena pada dasarnya kehidupan kita dipengaruhi oleh kondisi alam,cauca,dan berbagai faktor yang lain. Dengan saling melengkapi satu sama lain akan menghasilkan kehidupan yang selaras dan damai.


PlURALISME BENTUK
KEINDAHAN BANGSA INDONESIA
(Perspektif Agama Kristen Katolik)

1.    Pemahaman Secara Umum Tentang Kerukunan Menurut Agama Kristen Katolik
Sesuai dengan kodrat dan prinsip dasar pada setiap manusia dalam kehidupannya adalah merindukan suatu keadaan yang membuat dirinya aman,tentram serta kedamaian dimana di dalamnya tercipta suatu pergaulan yang positif untuk menuju kerukunan hidup bersama sesama di sekitarnya.
2.    Keberadaan Agama Kristen Katholik di Indonesia
1.      Dalam tulisan ini agama Katholik mememparkan sistem Hierarkis Gereja Kristen Katholik di indonesia; sebagai berikut:
1.      Agama Katholik di indonesia mengakui pimpinan agama Kristen Katholik tertingi adalah PAUS
2.      Di Indonesia Kedudukan tertinggi adalah KWI
3.      KWI membawahi beberapa daerah,masing-masing daerah dipimpin oleh USKUP
4.      USKUP/KeUSKUPAN membawahi beberapa regio.
5.      Regio membawahi Dekenat
6.      Regio membawahi Paroki.
2.    Visi dan Misi
Visi :
Menciptakan suatu prsaudaraan sejati diantara umat beragama.
Misi :
Menggalang persaudaraan sejati dan menjadi rekan kerja dari semua orang Yang berkehendak baik untuk bersama-sama menegakkan komunitas basis insani yang dijiwahi oleh perdamaian,keadilan cinta kasih yang merupakan tanda kehadiran Allah.
3.      Pandangan Agama Kristen Katholik terhadap Agama lain
Pasal : 4
Pandangan agama Kristen Katholik terhadap gereja-gereja Non Kristen Katholik
1.      Menjalin hubungan persaudaraan dan mengadakan dialog dengan tokoh-tokoh meraka
2.      Memprakarsai kerja sama, khususnya di bidang kemanusiaan
3.      Menganjurkan umat kristen katholik untuk membina persaudaraan sejati dengan kaum kristiani yang lain.
Pasal : 5
Terhadap Umat Islam
1.      Sejauh mungkin mencari kemungkinan kerjasama dengan mereka
2.      Mencari titik temu dalam menghadapi masalah-masalah kemanusiaan
3.      Menganjurkan umat Kristen Katholik untuk membina hubungan baik dan persaudaraan dengan kaum muslim
Pasal : 6
Terhadap Hindu,Budha dan agama lain
1.      Menyediakan informasi yang benar mengenai Gereja Kristen Katholik
2.      Menjalin hubungan pesaudaraan sejati dan dialog dengan mereka
3.      Menganjurkan umat Kristen Katholik untuk membina persaudaraan dengan mereka.

BERGANDENGAN TANGAN SEHATI SEJIWA MERAJUT PERSAUDARAAN SEJATI
(Perspektif Agama Kristen Katholik)

Membumikan Wawasan Multikultural di Indonesia
            Pluralitas di indonesia adalah berkah tak ternilai harganya dari tuhan yang maha kuasa.Fungsi agama adalah mengembangkan sikap kebaikan, belas kasih, solidaritas,persaudaraan universal tanpa membedakan asal usul suku dan budaya,ras maupun gender.
Membumikan dan ancaman konflik sosial
            Agama diturunkan ke bumi ini untuk menciptakan kedamain dan ketentraman. Tidak pernah ada cita – cita agama manapun yang ingin membuat onar, membuat ketakuta, suasana mencekam, pembunuhan, sadisme dan perusakan.
            Namun sayangnya, dari masa lalu hingga kini suatu agama kerab memandang dirnya sebagai satu kebenaran tunggal dalam memotret agama lain demikian pula, dengan agama yang lain. Antara agama jarang menemukan titik temu atas realitas perbedaaan yang sudah semestinya niscaya ini.
Merajut Toleransi, dialog dan persaudaraan sejati
1.      Toleransi
2.      Dialog
3.      Persaudaraan sejati

MERAJUT AGAMA
SEBAGAI TANDA BANGSA
(Persepektif agama kristen protestan)
Oleh : Pdt. Simon Filangtropa, M.Th

Sungguh, alangkah indahnya dan baiknya,
Apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !
seperti minyak yang  baik di atas kepala  meleleh ke janggut
seperti embun gunung hermon yang turun ke atas gunung-gunung sion.
Sebab disanalah tuhan memerintahkan berkat kehidupan selama lamanya . (maz mur 133)
Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa allah tidak membedakan orang . (kisah para rasul 10:34)
            Secara teologis kerukunan antara umat beragama bisa terwujud bila masing-masing agama memberikan basis teologis bagi tumbuhnya kerukunan dan melakukan reinterpretasi teologis terhadap ayat-ayat ajaran yang bisa menimbulkan konflik dan perpecahan.
Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat ; antara lain :
1.      Fungsi edukatif : menyuruh atau mengajak dan melarang kepada penganutnya agar menjadi baik dan benar  
2.      Fungsi penyelamat : keselamatan yang dibrikan oleh agama yang meliputi dunia dan akhirat
3.      Fungsi pendamaian : melalui tuntunan agama seseorang atau sekelompok untuk mencapai kedamaian batin
4.      Fungsi kontrososial : ajaran agama pembentuk penganutnya peka terhadap masalah-masalah sosial
5.      Funsi pemupuk rasa solidaritas : fungsi ini dibangun secara serius dan tulus
6.      Fungsi pembaruan :ajaran agama yang mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru .
7.      Fungsi kreatif : fungsi ini menopang dan mendorong fingsi pembaruan
8.      Fungsi sublimatif : ajaran agama yang mengkuduskan segala usaha manusia .

TOLERANSI UMAT BERAGAMA
(perspektif Agama Konghucu)
Oleh: Ks Yudhi Dharma Santoso

Salam Dalam Kasih Kebijakan TIAN (Tuhan Yang Maha Besar)
            Bila umat beragama dapat saling menghormati,menghargai keyakinan agama dari umat lainnya,maka per-tikaian antar umat beragama tidak akan terjadi. Masalah yang tidak kunjung selesai sampai pada hari ini adalah rasa superior dari salah satu pemeluk agama.
Kewajiban umat Konghucu adalah menciptakan suasana yang lebih kondusif agar umat Islam dan Kristiani dapat menjalankan ibadahnya dengan baik.Didalam filsafah tiongkok kuno ada sebuah ilustrasi untuk menjaga agar kita jangan dituduh berbuat salah. Dikatakan; bila melewati perkebunan semangka yang sedang berbuah jangan sekali-kali membungkukkan badan dengan alasan membetulkan tali sepatu. Kita bisa dituduh mencuri semangka.
            Demikianlah nilai keberagamaan seseorang bukan diukur dari pilihan agamanya, melainkan dari pribadi para pemeluknya. Namun demikian yang bereda bukan berarti tidak bisa bersatu. Mari kita saling mengedepankan persamaan taman yang indah justru taman yang dipenuhi bunga warna-warni.     

PLURALISTIK
MENUJU ROHMATAN LIL’ALAMIN
(Perspektif Agama Islam)
Oleh: Yasir arafat

Dasar Pluralistik
            Pluralisme adalah kemajemukan yang memiliki penerapan yang berbeda dalam filsafat agama, moral, hokum, dan politik yang batas kolektifnya ialah pengakuan atas kemajemukan di depan ketunggalan.
            Setiap insan memiliki kehormatan sebagai manusia yang sama, tanpa membedakan etnis, suku dan golongan. Namun yang membedakan di hadapan allah adalah ketaqwaannya.
Pluralistik dan Konsekuensinya
            Sikap pluralistik dewasa ini semakin diperhatikan dan diterima banyak pemikiran dan tokoh agama, meskipun dalam pengertian yang berbeda- beda. Realitas kemajemukan dan pemajemukan, di samping merupakan irama yang indah namun disisi lain merupakan tantangan bagi umat keagamaan.
Keindahan Nilai Kehidupan Pluralistik
            Seorang pluralis menggunakan kebijakan (hikmah), keteladanan (uswatun khasanah), dan dialog (jadal bil ahsan) bukan pemaksaan, indoktrinasi, debat kursi atau hasutan.
            Seorang pluralis agama memahami tiga prinsip Pertama : prinsip kebebasan beragama, Kedua : Prinsip toleransi (tasamuh). Ketiga : Prinsip aksiologis.

PANCASILA
MENJAWAB KEMAJEMUKAN INDONESIA
Oleh : Abdul Qohar dan Moh. Syukron Aby

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah yang pantas untuk mendirikan Negara. Argumentasi utama yang diajukan untuk mendukung islam didasarkan pada kedaulatan hokum ilahi.
Semua pembicaraan pada pokoknya mempunyai pendapat yang sama agar Dasar Negara seharusya:
1.      Sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia;/o:p>
2.      Dijiwai oleh semangat revolusi 17 agustus 1945
3.      Musyawarah hendaknya menjadi dasar dalam segala perundingan dan penyelesain mengenai persoalan Negara.
4.      Terjamin adanya kebebasan beragama dan beribadat berisikan jaminan sendi –sendi perikemanusiaan, kebangsaan yang luas dan keadilan social.
Lima butir kesepakat ini dimaksudkan untuk mempermudah tercapainya mufakat. Namun. Lima butir kesepakatan itu malah digunakan untuk mengunggulkan kebenaran masing – masing yang mereka anut.

PLURALISME DAN FENOMENA SOSIAL
Oleh : Achmad Mubarok

Pluralisme adalah sebuah  tempat dimana ada warna – warni dalam sebuah bangsa, plural itu tidak satu, tidak seragam, tetapi keaneragaman dalam budaya, agama, kepercayaan. Sejak awal manusia itu diciptakan dalam keberkedaan, justru yang berbeda itu yang membuat antar manusia bias berkomunikasi, jika tidak berbeda, tidak ada komunikasi.
Pluralisme berarti mengakui adanya perbedaan, ada toleransi, ada penghargaan terhadap kelompok lain, sehingga dimungkingkan untuk hidup bersama tanpa adanya konflik tapi juga tanpa adanya suatu paksaan dari pihak ke pihak lain.
Pluralisme juga bukan hanya dijadikan slogan dan simbul tanpa pernah menyentuh subtansi pluralisme itu sendiri. Misalnya bhineka tunggal ika, toleransi antar umat beragama, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh dan lain sebagainya. Semua hanya masih dalam tataran slogan biasa.

ISLAM DAN PLURALITAS KEHIDUPAN MEMBANGUN HARMONI KEHIDUPAN MELALUI INTEGRASI SOSIAL
Oleh : Drs. Ubaidillah Nafi, M.Ag

Dari berbagai latar belakang terjadi konflik social ditanah air, lebih berhubungan dengan  ketidakpuasan terhadap perlakuan politik, ekonomi, budaya, dan agama. Karena itu, pendekatan pluralisme diharapkan dapat mereduksi berbagai konflik social dan potensinya yang akan mengancam disintegrasi social dan disintegrasi bangsa.
Pluralitas terwujud dengan hadirnya beragam aliran internal keagamaan dalam islam, firman Allah SWT dalam Al-qur’an (22:34) mengungkapkan :
“untuk tiap – tiap umat kami adakan cara peribadatan, supaya kamu m,enyebut nama Allah, atas binatang ternak yang telah diberikan tuhan kepada mereka. Tuhan kamu ialah tuhan yang maha esa, sebab itu hendaklah kamu menyerahkan diri kepadanya, dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang taat.”       

Selasa, 03 Januari 2012

AMSAL AL- QUR'AN


Latar Belakang
Salah satu keunikan Al-Qur’an ialah segi metode pengajaran dan penyampaian pesan-pesannya ke dalam jiwa manusia. Metode Al-Qur’an menyampaikan pesan-pesan tersebut adalah metode yang paling singkat, mudah dan jelas. Dan salah satu metode pengajaran Al-Qur’an yakni penyampaian melalui ungkapan matsal (perumpamaan; jamak amsal)

Al-Qur’an mengajak kepada umat manusia untuk mempertahankan dan mendengarkan amsal-amsal, sebab dengan amsal akan ditemukan suatu kebenaran yang hakiki mengenai kekuasasan Allah swt. Di samping itu, amsal juga berguna sebagai sarana  untuk menginterpretasikan permasalahan atau peristiwa yang belum dipahami oleh umat manusia.

Manusia dapat menelaah dan mengamalkan ajarannya sebagaimana pesan Al-Qur’an. Menurut Sayyid Qutub, terutama terletak pada kesempatan bahasa yang digunakannya. Bahasa Al-Qur’an menjanjikan  kenyataan yang realistis, peristiwa masa lalu yang tekstual, kisah-kisah yang dituturkan turun temurun, perumpamaan-perumpaman yang tepat dan kena sasaran, pemandangan mengenai hari kiamat, gambaran yang kontras antara kenikmatan dan siksaan, keteladanan dan kesetiakawanan antara sesama manusia, semuanya terpadu menyatakan antara alam pikiran dengan kenyataan serta menyentuh dalam hati nurani.

Mengenai pesona bahasa ini sering dikaitkan dengan kemu’jizatan Al-Qur’an. Letak kemu’jizatannya itu salah satu diantaranya ialah pada “amsalnya”. Terdapat sejumlah amsal dalam Al-Qur’an, dibentangkan supaya manusia senantiasa berpikir dan berzikir.

Ayat-ayat amsal merupakan pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari terutama kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan keimanan, di dalam ayat-ayat amsal dapat ditemukan berbagai karakter umat manusia yang dianalogikan seperti bintang.

Dengan demikian kami memfokuskan pembahasan mengenai amsal Al-Qur’an dengan permasalahan sebagai berikut :
  1. Apa pengertian amsal Al-Qur’an
  2. Bagaimana macam-macam amsal Al-Qur’an
  3. Apa faedah amsal Al-Qur’an


B. Pengertian Amtsal

Amtsal adalah kata dalam bentuk jamak (plural), mufrad (singular) nya adalah matsal (matsalun) atau mitsl (mitslun).:
Matsil – matsl – mitsl persis seperti syabiih – syabh – syibh
Syabh dan matsl : berarti “seperti, serupa, laksana, bagaikan”
Syibh dan mitsl : berarti “perumpamaan, ibarat”
Matsiil dan syabiih : berarti “menyerupai, mirip, contoh (lebih dulu)”
Agar lebih mapan, perlu dipertanyakan lebih dahulu apakah pengertian amtsal itu. Untuk kepentingan itu ada dua buah pengertian :

1. Pengertian menurut bahasa (Etimologi):
Secara etimologis, kata amtsal merupakan bentuk jamak dari matsal yang berarti serupa atau sama. Dilihat dari pola (wajan) nya kata matsal, Mitsl, dan matsil satu pola dengan kata syabah, syibh, dan syabih. Pengertian matsal secara etimologis ini ada tiga macam. Pertama bisa berarti perumpamaan, gambaran atau penserupaan. Kedua bisa berarti kisah atau cerita jika keduanya bersifat menakjubkan. Ketiga bisa berarti sifat keadaan atau tingkah laku yang menakjubkan. Misalnya dalam firman Allah dalam (QS Muhammad [47] :

Artinya :”Perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada beubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak beubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya? (QS Muhammad : 15)

2. Pengertian menurut istilah (Terminologi).

Secara Terminologis (Istilah) matsal didefinisikan oleh para ahli sastera adalah ucapan yang banyak disebutkan yang telah biasa dikatakan orang dengan maksud untuk menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan keadaan sesuatu yang akan dituju. Misalnya terdapat di dalam (QS. Al Hasyr [59] : 21)
Artinya :”Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS.Al Hasyr [59] : 21)

Pembuatan perumpamaan berarti menyentuhkan dan menjelaskan mastal (perumpamaan).dalam pembicaraan untuk membicarakan suatu hal, si pembicara menyebutkan sesuatu yang sesuai (relewan) dan menyerupai persoalan tersebut sambil menyingkapkan kebaikan atau keburukannya yang tersembunyi. Penggunaan hal ini dimaksudkan untuk mempengaruhi dan menyentuhkan kesan, seakan si pembuat perumpamaan mengetuk telinga si pendengar dengannya, sehingga pengaruhnya menembus kalbu hingga lubuk hati.

Selanjutnya beberapa tokoh mengatakan :

a. Abu Abdullah Al Bakr Ibadzi telah membagi amtsal menjadi empat bentuk diantaranya :
Menguraikan apa yang tadinya tidak inderawi menjadi dapat disentuh oleh pancaindera.
Melepaskan apa yang tadinya tidak termakan oleh akal menjadi dapat diterima oleh akal
Melepaskan apa yang tadinya tidak dapat dilakukan orang menjadi sesuatu yang biasa. Menguraikan apa yang tadinya bersifat tidak kuat menjadi sesuatu yang mempunyai kekuatan.
Sayangnya Abu Abdillah tidak memberikan contoh sama sekali sehingga kurang dapat dicerna

b. Al-Imam Mahmud bin Ali At-Tirmidzi mengemukakan pembuatan amtsal sebenarnya ditujukan kepada mereka yang hatinya merasa tertutup. Kemudian Allah membuat amtsal untuk mereka, selaras dengan keinginan mereka sehingga mereka dapat memperoleh kembali apa yang mereka rasakan yang telah hilang itu.

Amtsal adalah bentuk hikmah yang lenyap dari pandangan dan penglihatan, munculnya kembali dengan membawa petunjuk dan dapat terlihat lagi, kejadian itu mengandung maksud agar setiap hamba dapat memikirkan Tuahnnya. Dengan demikian dibuatkanlah amtsal yang sesuai dengan keinginan agar dapat diperoleh kembali apa yang dirasa telah hilang itu.
Artinya : “Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS Al Hasyr [59] : 21)

c. Dr. Zaghlul Salim mengatakan dengan singkat tentang amtsal yang langsung dihubungkan dengan Al Quran, yakni bahwa amtsal adalah ibrah yang disusun dengan batas batas ma’na lughawi, tetapi yang dituju adalah ma’na balagha.
Melihat definisi-definisi seperti tertera di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa amtsal adalah menampilkan arti yang tidak tampak dengan penampilan bentuk inderawi, diri kita dengan rasa indah dan mempeson, baik dengan mengandung tasybih ataupun mursal seperti :

Artinya :”Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? (QS Al Hujurat / [49] : 12).

TENTANG BERSUCI (THAHARA) DAN BERBAGAI MACAM AIR


            Thahara (kebersihan atau kesucian) lahiriyah dan batiniyah adalah sesuatu yang amat di penyingkan dalam ajaran agama islam.firman Allah Swt.:”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang suka bertaubat dan yang suka menyucikan diri.”(QS. Al-Baqarah [2]:222).

Sabda Nabi Saw.,”Kebersihan adalah setengah bagian keimanan.(HR Muslim dan Tirmidzih).sabda beliau pula,”Sesungguhnya Allah adalah maha baik lagi menyukai kebaikan.Dia adalah maha bersih lagi menyukai kebersihan.Dia adalah maha dermawan lagi menyukai kedermawanan.maka bersihkanlah halaman rumah-rumah kalian,dan jangan menyerupai kaum yahudi.”(HR Tirmidzi).
            Dalam istilah fiqih (ilmu yang membicarakan tentang hokum-hukum islam),Thahara meliputi dua bagian:yaitu thahara lahiriyah dan thahara hukmiyah.

1.Thahara lahiriyah, atau yang disebut suci dari najis;meliputi kebersihan tubuh,pakaian dan tempat shalat dari segala sesuatu yang najis;yakni yang di anggap kotor oleh agama (tentang zat-zat najis,akan di uraikan kemudian).

2.Thahara hukmiyah, atau yang disebut suci dari hadast meliputi wudhu dan mandi wajib.Hadast kecil ialah keadaan tubuh seseorang yang menyebabkan ia tidak boleh shalat,thawaf dan sebagainya,sebelum berwudhu.sedangkan hadast besar (janabat)ialah keadaan tubuh seseorang yang menyebabakan ia ia tidak boleh sahalat,membaca al-qura’an dan sebagainya,sebelum ia mandi.Ketentuan –ketentuan tentang hadast kecil dan hadast besar akan di uraikan secara lebih rinci.

Macam –macam Air dan pembagiannya

            Alat utama untuk bersuci dari najis dan bersuci dari hadast adalah air bersih.untuk mengetahui apa saja yang di maksud dengan air bersih,di bawah ini akan di uraikan lebih lanjut.

1. Air yang suci dan menyucikan. yaitu air yang masih asli dan belum berubah  arnanya,baunya dan rasanya.contoh air hujan,air laut,air sumur,air danau dan sebagainya.semua air tersebut adalah suci dan mensucikan.suci,karena boleh diminum;dan mensucikan,karena boleh digunakan untuk berwudhu,mandi wajib atau menyucikan kembali sesuatu yang telah tersentuh najis.
2. Air yang suci tetapi tidak menyucikan. Yaitu air bersih yang telah bercampur dengan suatu zat yang suci,sedemikian rupa sehingga warna atau baunya atau rasanya sudah tidak dapat lagi disebut air biasa (air mutlak dalam istilah fiqih).Contohnya:air teh,air kopi,air gula,dan sebagainya.Air seperti itu,walaupun suci (boleh diminum) namun tidak menyucikan.Yakni tidak sah di gunakan untuk wudhu atau mandi wajib,karena telah mengalami perubahan cukup besar dalam warna atau bau atau rasanya.
            Dikecualikan dari ini,perubahan yang terjadi atas air yang di sebabkan oleh sesuatu yang memang tidak terpisahkan darinya,misalnya,perubahan warna,bau,dan rasa pada air yang lama tergenang,atau mengalir di antara batu belerang,atau karena ikan-ikan di dalamnya,atau sesuatu yang sulit di cegah,seperti daun-daun yang berjatuhan dari pohon –pohon sekitar air tersebut.air seperti ini,walaupun telah mengalami perubahan,namun masih tetap di anggap suci dan  menyucikan.
            Termasuk juga dalam kategori air yang suci menyucikan,air yang dalam istilah ilmu fiqih di sebut air musta’mal.Air musta’mal adalah air sedikit bekas di pakai untuk bersuci (berwudhu atau mandi wajib).Air seperti ini masih tetap boleh digunakan lagi untuk bersuci,selama tidak mengalami perubahan dalam salah satu dari ketiga sifat utamanya (yakni warnanya,baunya dan rasanya).
3. Air yang tersentuh benda atau zat najis. air seperti ini,banyak ataupun sedikit,tetap dinilai sucu dan       menyucikan selama tidak rusak salah satu dari ketiga sifatnya yang asli(yakni warna,bau dan rasanya).”

Beberapa Hal Lain Berkaitan Dengan Mandi Wajib

            Beberapa hal yang sering di pertanyakan sekitar mandi wajib,antra lain sebagai berikut:
1.      Seseorang yang telah melaksanakan mandi wajib,tidak perlu lagi berwudhu sesudahnya.Karena niat menghilangkan hadast besar di anggap sudah meliputi hadast kecil.
2.      Cukup mandi satu akli saja,meliputi mandi janabat,mandi hari jum’at dan mandi hari raya,apabila ia meniatkan itu semua ketika memulai mandinya tersebut.(yakni tidak usah amndi brulang –ulang).
3.      Dibolehkan bagi seorang pria,bermandi wajib dari air bekas mandi wajib wanitadan sebaliknya.dan di bolrhkan pula suami istri mandi dari satu bejana.
4.      Tidak di benarkan mandi di tempat terbuka atau di tengah-tengah khalayak,kecuali dengan menutup aurat.
5.      Dibolehkan menyeka air mandi atau air wudhu dengan handuk dan sebagainya,baik di kala musim panas atau dingin.
6.      Tidak ada larangan atau seorang junub atau wanita yang sedang haid,memotong kuku,menghilangkan bulu atau rambut,keluar rumah dan sebagainya.